Wednesday, July 20, 2022

Pengembangan Kepedulian Terhadap Lingkungan


Pengembangan kepedulian anak terhadap lingkungan pada gambar di atas dibagi dalam tahapan pertumbuhan usia anak yakni masa balita, masa prasekolah, masa sekolah dan usia remaja keatas. Tahapan perkembangan ini sejalan dengan perkembangan  kognitif anak menggambarkan tingkat kemampuan anak dalam berpikir. Menurut Piaget yang dikutip dalam Yudha M. Saputra dan Rudyanto (2005: 162), “perkembangan kognitif anak terbagi menjadi 4 tahapan yaitu, sensorimotor (0-2 tahun), praoperasional (2-7 tahun), operasional konkrit (7-11 tahun) dan operasional formal (11-6 tahun).

Anak yang berada pada tahap “infancy” atau masa sensorimor (0-2 tahun), dimana masa ini anak belajar mengenal lingkungan melalui sensorimotor. Belum ada pengetahuan yang dibangun. Tahap ini anak atau bayi belajar tentang diri dan dunia mereka dengan mengembangkan aktivitas sensori dan motor mereka. Bayi merespon melalui gerakan-gerakan dan tindakan fisik yang dilakukan pada mereka. Jenis sistem referensi dan representasi topografi yang digunakan masih pada tahap egosetrisme, yakni anak mengasumsikan bahwa semua orang lain berfikir, mempersepsi dan merasa hal yang sama dengan mereka. 

Tahapan selanjutnya adalah ”Preschool”  atau pra-operasional (2-7 tahun). Tahap praoperasional (praoperational stage), merupakan tahap masa kanak-kanak awal dari perkembangan kognitif karena anak pada usia ini belum siap untuk melakukan operasi mental yang logis, yang mana baru bisa mereka lakukan pada saat mencapai tahap konkret operasional pada masa kanak-kanak. Tahap ini berlangsung pada usia sekitar 2 hingga 7 tahun. Yang ditandai oleh ekspansi yang besar dalam penggunaan pemikiran-pemikiran simbolis, atau kemampuan representasi yang pertama kali muncul pada akhir thap sensorimotorik.  Berikut beberapa kemajuan-kemajuan kognitif dan aspek-aspek ketidak matangan pemikiran praoperasional. Pada tahap ini, pengenalan terhadap lingkungan juga mengikuti perkembangan mental si anak baim itu pengembangan pengetahuan umum, tingkat pengetahuan spasial, akan dibangun, dan jenis sistem referensi dan representasi topografi.

Tahapan yang selanjutnya adalah “Middle Childhood” atau operasional konkrit (7-11 tahun). Pada masa ini anak mampu berpikir secara analisis dan sintesis, deduktif dan induktif (mampu berpikir bagian per bagian), 2) perkembangan sosial, anak mulai ingin melepaskan diri dari orangtuanya. Anak sering bermain di luar rumah bergaul dengan teman sebayanya, 3) anak mulai menyukai permainan yang melibatkan banyak orang dengan saling berinteraksi, 4) perkembangan emosi anak mulai berbentuk dan tampak sebagai bagian dari kepribadian anak. Dengan demikian perkembangan kepedulian anak terhadap lingkungan juga berkembang bersamaan dengan perkembangan pola pikir kognitif anak.

Tahapan terakhi adalah “Adoleiscence and Beyond” atau pada tahap remaja, umur sebelas tahun keatas. Pada masa ini pengembangan pengetahuan umumnya berkembang dengan pesat, dimana anak pada usia ini sudah bisa berfikir abstrak. Tingkat pengetahuan pada spatial sudah berada pada konsep formal. Pada usia ini ditandai dengan anak lebih aktif bertanya kepada Anda mengenai banyak hal. Hal ini disebabkan anak mungkin mulai memiliki ketertarikan pada banyak hal secara bergantian. Tingkat pengenalan terhadap lingkungan sudah bisa membedakan ruang atau spatial.

 

Daftar Sumber:

D.E.,Olds, S.W., & Feldman R.D. Karta: Erlangga. (2009). Human Development, edisi 10 Perkembangan Manusia. Jakarta: Salemba Humanika.

Dian Andesta Bujuri. 2018. Analisis Perkembangan Kognitif Anak Usia Dasar dan Implikasinya dalam Kegiatan Belajar Mengajar. LITERASI, 9(1), 37-50.


No comments:

Post a Comment

PENDIDIKAN IPS SEBAGAI PENDIDIKAN NILAI DAN KARAKTER

  Pengertian dan Hakikat Nilai 1.      Pengertian Nilai Nilai merupakan sebuah dasar atau tolak ukur dalam bertingkah laku, bersikap dan...